watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

GADIS SAMPUL

Siang itu panas sekali ketika aku melangkah
keluar dari kampus menuju ke mobilku di
tempat parkir. Segera kupacu pulang mobilku,
tapi sebelumnya mampir dulu beli es dawet di
kios di pinggir jalan menuju arah rumahku.
Setelah sampai rumah dan kumasukkan mobil
ke garasi, segera kuganti baju dengan seragam
kebesaran, yaitu kaos kutang dengan celana
kolor. Kucuci tangan dan muka, kemudian
kuhampiri meja makan dan mulai menyantap
makan siang lalu ditutup dengan minum es
dawet yang kubeli tadi, uaaaah... enak sekali...
jadi terasa segar tubuh ini karena es itu.
Setelah cuci piring, kemudian aku duduk di sofa,
di ruang tengah sambil nonton MTV, lama
kelamaan bosan juga. Habis di rumah tidak ada
siapa-siapa, adikku belum pulang, orang tua juga
masih nanti sore. Pembantu tidak punya.
Akhirnya aku melangkah masuk ke kamar dan
kuhidupkan kipas angin, kuraih majalah hiburan
yang kemarin baru kubeli. Kubolak-balik halaman
demi halaman, dan akhirnya aku terhanyut.
Tiba-tiba bel pintu berbunyi, aku segera beranjak
ke depan untuk membuka pintu. Sesosok
makhluk cantik berambut panjang berdiri di
sana. Sekilas kulihat wajahnya, sepertinya aku
pernah lihat dan begitu familiar sekali, tapi siapa
ya..?
"Cari siapa Mbak..?" tanyaku membuka
pembicaraan.
"Ehm... bener ini Jl. Garuda no.20, Mas..?" tanya
cewek itu.
"Ya bener disini, tapi Mbak siapa ya..? dan mau
ketemu dengan siapa..?" tanyaku lagi.
"Maaf Mas, kenalkan... nama saya Rika. Saya
dapat alamat ini dari temen saya. Mas yang
namanya Adi ya..?" sambil cewek itu
mengulurkan tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh... halus sekali
tanganya.
"Eng... iya, emangnya temen Mbak siapa ya..?
kok bisa tau alamat sini..?" tanyaku.
"Anu Mas, saya dapat alamat ini dari Bimo, yang
katanya temennya Mas Adi waktu SMA dulu..."
jelas cewek itu.
Sekilas aku teringat kembali temanku, Bimo,
yang dulu sering main kemana-mana sama aku.
"Oooh... jadi Mbak Rika ini temennya Bimo, ayo
silahkan masuk... maaf tadi saya interogasi
dulu."
Setelah kami berdua duduk di ruang tamu baru
aku tersadar, ternyata Rika ini memang dahsyat,
benar-benar cantik dan seksi. Dia saat itu
memakai mini skirt dan kaos ketat warna ungu
yang membuat dadanya tampak membusung
indah, ditambah wangi tubuhnya dan paha
mulus serta betis indahnya yang putih bersih
menantang duduk di hadapanku. Sekilas aku
taksir payudaranya berukuran 34B.
Setelah basa-basi sebentar, Rika menjelaskan
maksud kedatangannya, yaitu ingin tanya-tanya
tentang jurusan Public Relation di fakultas Fisipol
tempat aku kuliah. Memang Rika ini adalah cewek
pindahan dari kota lain yang ingin meneruskan di
tempat aku kuliah. Aku sendiri di jurusan
advertising, tapi temanku banyak yang di Public
Relation (yang kebanyakan cewek-cewek cakep
dan sering jadi model buat mata kuliah fotografi
yang aku ambil), jadi sedikit banyak aku tahu.
Kami pun cepat akrab dan hingga terasa tidak
ada lagi batas di antara kami berdua, aku pun
sudah tidak duduk lagi di hadapannya tapi sudah
pindah di sebelah Rika. Sambil bercanda aku
mencuri-curi pandang ke wajah cantiknya, paha
mulusnya, betis indahnya, dan tidak ketinggalan
dadanya yang membusung indah yang sesekali
terlihat dari belahan kaos ketatnya yang berleher
rendah. Terus terang saja si kecil di balik
celanaku mulai bangun menggeliat, ditambah
wangi tubuhnya yang membuat terangsang
birahiku.
Aku mengajak Rika untuk pindah ke ruang
tengah sambil nonton TV untuk meneruskan
mengobrol. Rika pun tidak menolak dan
mengikutiku masuk setelah aku mengunci pintu
depan. Sambil ngemil hidangan kecil dan
minuman yang kubuat, kami melanjutkan
ngobrol-ngobrol. Sesekali Rika mencubit lengan
atau pahaku sambil ketawa-ketiwi ketika aku
mulai melancarkan guyonan-guyonan. Tidak
lama, adik kecilku di balik celana tambah tegar
berdiri. Aku kemudian usul ke Rika untuk nonton
VCD saja. Setelah Rika setuju, aku masukkan film
koleksiku ke dalam player. Filmnya tentang
drama percintaan yang ada beberapa adegan-
adegan ranjang. Kami berdua pun asyik nonton
hingga akhirnya sampai ke bagian adegan
ranjang, aku lirik Rika matanya tidak berkedip
melihat adegan itu.
Kuberanikan diri untuk merangkul bahu Rika,
ternyata dia diam saja tidak berusaha
menghindar. Ketika adegan di TV mulai tampak
semakin hot, Rika mulai gelisah, sesekali kedua
paha mulusnya digerak-gerakkan buka tutup.
Wah, gila juga nih cewek, seakan-akan dia
mengundang aku untuk menggumulinya. Aku
beranikan diri untuk mengelus-elus lengannya,
kemudian rambutnya yang hitam dan panjang.
Rika tampak menikmati, terbukti dia langsung
ngelendot manja ke tubuhku. Kesempatan itu
tidak kusia-siakan, langsung kupeluk tubuh
hangatnya dan kucium pipinya. Rika tidak protes,
malah tangannya sekarang diletakkan di pahaku,
dan aku semakin terangsang lalu kuraih
dagunya. Kupandang mata bulat indahnya,
sejenak kami berpandangan dan entah siapa
yang memulai tiba-tiba, kami sudah berpagutan
mesra. Kulumat bibir bawahnya yang tebal nan
seksi itu dan Rika membalas, tangannya yang
satu memeluk leherku, sedang yang satunya
yang tadinya di pahaku sekarang sudah
mengelus-elus yuniorku yang sudah super
tegang di balik celanaku.
Lidah kami saling bertautan dan kecupan-
kecupan bibir kami menimbulkan bunyi cepak
cepok, yang membuat semakin hot suasana dan
seakan tidak mau kalah dengan adegan ranjang
di TV. Tanganku pun tidak mau tinggal diam,
segera kuelus paha mulusnya, Rika pun
memberi kesempatan dengan membuka
pahanya lebar-lebar, sehingga tanganku dengan
leluasa mengobok-obok paha dalamnya sampai
ke selangkangan. Begitu bolak-balik kuelus dari
paha lalu ke betis kemudian naik lagi ke paha.
Sambil terus melumat bibirnya, tanganku sudah
mulai naik ke perutnya kemudian menyusup
terus ke dadanya. Kuremas dengan gemas
payudaranya walau masih tertutup kaos, Rika
merintih lirih. Lalu tanganku kumasukkan ke
dalam kaosnya dan mulai meraba-raba mencari
BH-nya. Setelah ketemu lalu aku meraih ke
dalam BH dan mulai meremas-remas kembali
buah dadanya, kusentuh-sentuh putingnya dan
Rika mendesah. Seiring dengan itu, tangan Rika
juga mengocok yuniorku yang masih tertutup
celana dalam, dan mulai dengan ganas
menyusup ke dalam celana dalam meraih
yuniorku dan kembali mengocok dan mengelus.
Aku yang sudah mulai terbakar birahi, kemudian
melepaskan kaos Rika dan BH-nya hingga
sekarang nampak jelas payudaranya yang
berukuran 34B semakin mengembang karena
rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah dadanya dengan
mulutku, kujilat-jilat putingnya dan Rika
mendesis-desis keenakan, "Sssh... aaauuh...
Mass Adiii... ehhh... ssshhh..." sambil tangannya
mendekap kepalaku, meremas-remas rambutku
dan membenamkannya ke payudaranya lebih
dalam.
Kutarik kepalaku dan kubisikkan ke telinga Rika,
"Rika sayang, kita pindah ke kamarku aja yuuk..!
Aman kok nggak ada siapa-siapa di rumah ini
selain kita berdua..."
Rika mengangguk, lalu segera kupeluk dan
kugendong dia menuju ke kamar. Posisi
gendongnya yaitu kaki Rika memeluk
pinggangku, tangannya memeluk leherku dan
payudaranya menekan keras di dadaku,
sedangkan tanganku memegang pantatnya
sehingga yuniorku sekarang sudah menempel di
selangkangannya.
Sepanjang perjalanan menuju kamar, kami terus
saling berciuman. Sesampainya di kamar,
kurebahkan tubuhnya di tempat tidur, Rika tidak
mau melepaskan pelukan kakinya di pinggangku
malahan sekarang mulai menggoyang-
goyangkan pinggulnya.
"Sayang... sabar dong.., lepas dulu dong rok
sama celana kamu..." kataku.
"Oke Mas... tapi Mas juga harus lepas baju sama
celana Mas, biar adil..!" rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan celanaku hingga
telanjang bulat dan yuniorku sudah mengacung
keras tegak ke atas, Rika yang juga sudah
telanjang bulat kembali merebahkan diri sambil
mengangkangkan pahanya lebar-lebar, hingga
kelihatan bibir vaginanya yang merah jambu itu.
Aku pun segera menindihnya, tapi tidak buru-
buru memasukkan yuniorku ke vaginanya,
kembali aku kecup bibirnya dan kucaplok dan
jilat-jilat payudara serta putingnya. Jilatanku
turun ke perut terus ke paha mulusnya
kemudian ke betis indahnya naik lagi ke paha
dalamnya hingga sampai ke selangkangannya.
"Auuww... Mas Adiiii... ehhmm... shhh...
enaaaakkk Masss..." ceracau Rika sambil
kepalanya menggeleng-geleng tidak karuan dan
tangannya mencengkeram sprei ketika aku mulai
menjilati bibir vaginanya, terus ke dalam
memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus kujilati hingga
akhirnya tubuh Rika menegang, pahanya
mengempit kepalaku, tangannya menjambak
rambutku dan Rika berteriak tertahan. Ternyata
dia telah mencapai orgasme pertamanya, dan
terus kujilati cairan yang keluar dari lubang
kenikmatannya sampai habis.
Aku bangun dan melihat Rika yang masih
tampak terengah-engah dan memejamkan mata
menghayati orgasmenya barusan. Kukecup
bibirnya, dan Rika membalas, lalu aku menarik
tangannya untuk mengocok penisku. Aku
rebahkan tubuhku dan Rika pun mengerti
kemauanku, lalu dia bangkit menuju ke
selangkanganku dan mulai mengemut penisku.
"Oooh... Rik... kamu pinter banget sih Rik..." aku
memuji permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika mengemut penisku.
Mulutnya dan lidahnya seakan-akan memijat-
mijat batang penisku, bibirnya yang seksi
kelihatan semakin seksi melumati batang dan
kepala penisku. Dihisapnya kuat-kuat ketika Rika
menarik kepalanya sepanjang batang penis
menuju kepala penisku membuatku semakin
merem-melek keenakan.
Setelah bosan, aku kemudian menarik tubuh Rika
dan merebahkannya kembali ke tempat tidur,
lalu kuambil posisi untuk menindihnya. Rika
membuka lebar-lebar selangkangannya,
kugesek-gesekkan dulu penisku di bibir
vaginanya, lalu segera kumasukkan penisku ke
dalam lubang senggamanya.
"Aduuh Mas... sakiiit... pelan-pelan aja doong...
ahhh..." aku pun memperlambat masuknya
penisku, sambil terus sedikit-sedikit
mendorongnya masuk diimbangi dengan
gerakan pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika basah oleh air matanya
akibat menahan sakit. Sampai akhirnya,
"Bleeesss..." masuklah semua batang penisku ke
dalam liang senggama Rika.
"Rika sayang, punya kamu sempit banget sih..?
Tapi enak lho..!" Rika cuma tersenyum manja.
"Mas juga, punya Mas besar gitu maunya cari
yang sempit-sempit, sakit kaan..!" rajuk Rika.
Aku ketawa dan mengecup bibirnya sambil
mengusap air matanya di sudut mata Rika
sambil merasakan enaknya himpitan kemaluan
Rika yang sempit ini. Setelah beberapa saat, aku
mulai menggerakkan penisku maju mundur
dengan pelan-pelan.
"Aaah... uuuhhh... oooww... shhh...
ehhmmm..." desah Rika sambil tangannya
memeluk erat bahuku.
"Masih sakit Sayaaang..?" tanyaku.
"Nggak Mas... sedikiiitt... auuoohhh... shhh...
enn.. ennnaakk.. Mas... aahh..." jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun mempercepat
gerakanku, Rika mengimbangi dengan goyangan
pinggulnya yang dahsyat memutar ke kiri dan ke
kanan, depan belakang, atas bawah. Aku hanya
bisa merem melek sambil terus memompa,
merasakan enaknya goyangan Rika. Tidak lama
setelah itu, kurasakan denyutan teratur di dinding
vagina Rika, kupercepat goyanganku dan
kubenamkan dalam-dalam penisku.
Tanganku terus meremas-remas payudaranya.
Dan tubuh Rika kembali menegang, "Aaah...
Masss Adiiii... teruuus Maass... jangan berentiii...
oooh... Maasss... aaahhh... akuuuu mauuu
keluaaar... aaawww..."
Dan, "Cret... cret... crettt..." kurasakan cairan
hangat menyemprot dari dalam liang senggama
Rika membasahi penisku.
Kaki Rika pun memeluk pinggangku dan menarik
pinggulku supaya lebih dalam masuknya
penisku ke dalam lubang kenikmatannya. Ketika
denyutan-denyutan di dinding vagina Rika masih
terasa dan tubuh Rika menghentak-hentak, aku
merasa aku juga sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan, "Aaah... Rikaaa... aku
mau keluar Sayaaang..." belum sempat aku
menarik penisku karena kaki Rika masih
memeluk erat pinggangku, dan, "Crooot...
crooot... crooott..." aku keluar di dalam
kemaluan Rika.
"Aduuhhh enakkknyaaa..."
Dan aku pun lemas menindih tubuh Rika yang
masih terus memelukku dan menggoyang-
goyangkan pinggulnya.
Aku pun bangkit, sedangkan penisku masih di
dalam liang senggama Rika dan kukecup lagi
bibirnya.
Tiba-tiba, "Greeekkk..." aku dikejutkan oleh suara
pintu garasi yang dibuka dan suara motor adikku
yang baru pulang.
Aku pun cepat-cepat bangun dan tersadar.
Kulihat sekeliling tempat tidurku, lho... kok... Rika
hilang, kemana tuh cewek..? Kuraba penisku, lho
kok aku masih pake celana dan basah lagi.
Kucium baunya, bau khas air mani. Kulihat di
pinggir tempat tidur masih terbuka majalah
hiburan khusus pria yang kubaca tadi. Di
halaman 68, di rubrik wajah, kulihat wajah
seorang cewek cantik yang tidak asing lagi yang
baru saja kutiduri barusan, yaitu wajah Rika
yang menggunakan swimsuit di pinggir kolam
renang.
Yaaa ampuun... baru aku sadar, pengalaman
yang mengenakkan tadi bersama Rika itu
ternyata cuma mimpi toh. Dan Rika yang
kutiduri dalam mimpiku barusan adalah cover
girl cantik dan seksi majalah yang kubaca
sebelum aku tertidur tadi, yang di majalah dia
mengenakan swimsuit merah. Aku pun segera
beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Di
dalam kamar mandi aku ketawa sendiri dalam
hati mengingat-ingat mimpi enak barusan. Gara-
gara menghayal yang tidak-tidak, jadinya mimpi
basah deeh.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/494
U-ON

inc Powered by Xtgem.com